Home » , » MEMBACA DERAP LANGKAH IPNU :: pcipnuciamis.com

MEMBACA DERAP LANGKAH IPNU :: pcipnuciamis.com

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) adalah organisasi yang berada di bawah naungan jam'iyyah Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir pada tanggal 24 Pebruari 1954/ 20 Jumadil Akhir 1373 H. Jauh sebelum itu, generasi muda NU tekah memiliki kesadaran pergerakan. Kesadaran kolektif ini termanifestasikan dalam berbagai organ yang tumbuh di basis-basis NU. 


Bisa dicontohkan, di Surabaya telah berdiri organ pelajar Tsamrotul Mustafidzin pada 11 Oktober 1936, Persatoean Santri NO (Persano) pada 1939; di Malang berdiri Persatoean Moerid NO (PAMNO) pada 1941; di Madura berdiri Ijtimauth Tholabiyyah pada 1945; di Sumbawa berdiri Ijtimauth Tholabah NO pada 1946; di Kediri berdiri Persatuan Pelajar NO (Perpeno) pada 1954; di Medan berdiri Ikatan Pelajar NO (IPENO) pada 1945; Ikatan Moerid Nahdlatul Oelama (IMNO) pada tahun 1945; Subbanul Muslimin yang berdiri di Madura, serta masih banyak lagi. 

Hanya saja organ-organ tersebut belum terkonsolidir secara nasional, sehingga corak dan watak gerakannya masih bersifat lokal. Yang menyatukan mereka adalah imajinasi kolektif yang dibentuk dari tradisi keagamaan Sunni yang sama. Pada titik inilah muncul kepeloporan gerakan yang hendak membangun jembatan pergerakan antar-organ tersebut.  Maka tampillah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony Farida (Semarang) yang membawa gagasan progresif ini untuk disampaikan pada Konferensi Besar Pengurus Besar Lembaga Pendidikan Ma'arif NU di Semarang pada Pebruari 1954. Gayung pun bersambut, sehingga gagasan ini diakomodir untuk dijadikan agenda pembahasan. 
     
Akhirnya Konbes Ma'arif NU Semarang tersebut mengesahkan berdirinnya organ Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada tanggal 24 Pebruari 1954/ 20 Jumadil Akhir 1373 H.

IPNU merupakan tempat berhimpun, wadah komunikasi, aktualisasi dan kaderisasi Pelajar-Pelajar NU. Selain itu IPNU juga merupakan bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia yang menitikberatkan bidang garapannya pada pembinaan dan pengembangan remaja, terutama kalangan pelajar (siswa dan santri). Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari generasi muda Indonesia, IPNU senantiasa berpedoman pada nilai-nilai serta garis perjuangan Nahdlatul Ulama dalam menegakkan Islam ahlusunnah wal jamaah. Dalam konteks kebangsaan, IPNU memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dalam melakukan aktivitas-aktivitas perjuangan dan pengembangan IPNU di tengah-tengah masyarakat, kader-kader IPNU senantiasa harus berpedoman pada 5 (lima) prinsip dasar berupa nilai-nilai strategis dari ajaran Islam. Kelima prinsip dasar itu disebut al-mabadi al-khomsah, yaitu:


1. Al-Shidqu

Butir ini mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan.Kejujuran/kebenaran adalah yang diucapkan sama dengan yang dibatin. Jujur dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri. Termasuk dalam pengertian ini adalah jujur dalam bertransaksi, artinya menjauhi segala bentuk penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar artinya mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik.


2. Al-Amanah wa al-Wafa bi al-'Ahdi

Butir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al-amanah dan alwafa bi al'ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak. Sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi: dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun ijtima'iyyah. Dengan sifat ini orang menghindar dari segala bentuk pembengkalan dan manipulasi tugas atau jabatan. 


3. Al-'Adalah

Bersikap adil (al-'adalah) mengandung pengertian obyektif, proporsional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang pada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Sikap ini untuk menghindari distorsi yang dapat menjerumuskan orang ke dalam kesalahan fatal dan kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menciptakan masalah. Lebih-lebih jika persoalannya menyangkut perselisihan atau pertentangan di antara berbagai pihak. Dengan sikap obyektif dan proporsional, distorsi semacam ini dapat dihindari. 

Implikasi lain dari al-adalah adalah kesetiaan pada aturan main dan rasional dalam membuat keputusan, termasuk dalam alokasi sumber daya dan tugas (the right man on the right place). "Kebijaksanaan" memang seringkali diperlukan dalam menangani masalah-masalah tertentu. Tetapi semua harus tetap di atas landasan (asas) bertindak yang disepakati bersama.


4. Al-Ta'awun

Al-ta'awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat: manusia tidak dapat  hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian ta'awun meliputi tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Imam al-Mawardi mengaitkan pengertian al-birru (kebaikan) dengan kerelaan manusia dan taqwa dengan ridho Allah SWT.

Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Ta'awun juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap ta'awun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta'awun berarti juga mengupayakan konsolidasi.


5. Istiqomah


Istiqomah mengandung pengertian berkesinambungan dan berkelanjutan, dalam pengertian tetap dan tidak bergeser dari jalur dan ketentuan Allah SWT dan rasulNya, tuntunan yang diberikan oleh salafus shaleh, dan aturan main serta rencana-rencana yang disepakati bersama. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara satu periode dengan periode yang lain, sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang. Pelaksanaan setiap program merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami kemandegan, merupakan suatu proses maju (progressing) dan tidak berjalan di tempat (stagnant).

Kelima dasar diatas melandasi setiap langkah perjuanga IPNU dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, demi terwujudnya kader-kader bangsa berintelektual tinggi, berwawasan luas sertal berfaham Ahlussunah Wal Jama’ah (Aswaja) dengan motto Belajar, Berjuang, Bertaqwa.
Bagikan ke:

Posting Komentar

 
Copyright © PC IPNU CIAMIS - All Rights Reserved
Template Craeted by : Agoengsang
Proudly Powered by Blogger