Tahun
ini kita kali ketiga memilih Presiden secara langsung. Berbeda dengan
2004 dan 2009 yang hampir semua prediksi mendapuk SBY sebagai
pemenangnya, tahun ini belum ada yang berani menyebut siapa pemenang
Pilpres antara Prabowo atau Jokowi. Karena masing-masing tokoh punya
kekuatan dan kekurangan yang relatif berimbang.
Kekuatan utama sekaligus kekurangan Prabowo ada dipencitraan militer dia yang sangat kuat. Dikenal tegas, cerdas dan nasionalis. Prabowo ingin Indonesia menjadi macan asia sesungguhnya terutama dari sisi kedaulatan bangsa dan ekonomi.
Di sisi lain, ada Joko Widodo yang namanya melambung sejak 2011 berkat isu mobil nasional, Esemka. Sejak saat itu namanya terus dilambungkan media hingga berhasil menjadi Gubernur Jakarta walau akhirnya dia tinggalkan.
Sebagai tren politik, nama Jokowi terus melambung sebagai sosok baru yang fenomenal. Namanya akhirnya dipertaruhkan PDIP untuk maju ke ajang Pilpres 2014, ajang yang belum pernah dimenangkan PDIP. Jokowi dilekatkan sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, bersih dan taat fatsun.
Komunikasi politik kedua capres ini sebetulnya tak berbeda, sama-sama mengusung issu ekonomi kerakyatan, pemerintahan yang bersih hingga kedaulatan politik dan ekonomi.
Saat ini rakyat disuguhkan dua Capres pengganti kepemiminan SBY selama 10 tahun. Melihat kekuatan dan kekurangan'y maka kunci kemenangan'y ada dipendamping kedua sosok itu.
Maka, akankah Hatta Rajasa benar-benar bersinergi dengan Prabowo menjelma menjadi Dwi Tunggal baru? Atau, akankah Jokowi benar-benar mampu melakukan kerjasama politik dg JK dalam menjalankan pemerintahan kelak, hingga nama'y tidak tereduksi menjadi Oowi? Kita lihat saja nanti!
Semoga segera lahir Dwi Tunggal baru untuk Indonesia yang lebih berdaulat..
Kekuatan utama sekaligus kekurangan Prabowo ada dipencitraan militer dia yang sangat kuat. Dikenal tegas, cerdas dan nasionalis. Prabowo ingin Indonesia menjadi macan asia sesungguhnya terutama dari sisi kedaulatan bangsa dan ekonomi.
Di sisi lain, ada Joko Widodo yang namanya melambung sejak 2011 berkat isu mobil nasional, Esemka. Sejak saat itu namanya terus dilambungkan media hingga berhasil menjadi Gubernur Jakarta walau akhirnya dia tinggalkan.
Sebagai tren politik, nama Jokowi terus melambung sebagai sosok baru yang fenomenal. Namanya akhirnya dipertaruhkan PDIP untuk maju ke ajang Pilpres 2014, ajang yang belum pernah dimenangkan PDIP. Jokowi dilekatkan sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, bersih dan taat fatsun.
Komunikasi politik kedua capres ini sebetulnya tak berbeda, sama-sama mengusung issu ekonomi kerakyatan, pemerintahan yang bersih hingga kedaulatan politik dan ekonomi.
Saat ini rakyat disuguhkan dua Capres pengganti kepemiminan SBY selama 10 tahun. Melihat kekuatan dan kekurangan'y maka kunci kemenangan'y ada dipendamping kedua sosok itu.
Maka, akankah Hatta Rajasa benar-benar bersinergi dengan Prabowo menjelma menjadi Dwi Tunggal baru? Atau, akankah Jokowi benar-benar mampu melakukan kerjasama politik dg JK dalam menjalankan pemerintahan kelak, hingga nama'y tidak tereduksi menjadi Oowi? Kita lihat saja nanti!
Semoga segera lahir Dwi Tunggal baru untuk Indonesia yang lebih berdaulat..
By. Asep Irfan Mujahid
Posting Komentar